Games

Berita Terkini

Tanggapan Operator Soal Penurunan Tarif Interkoneksi 2016

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyelesaikan perhitungan biaya interkoneksi tahun 2016. Proses perhitungan biaya interkoneksi telah dimulai sejak tahun 2015 dengan melibatkan para penyelenggara telekomunikasi yang berinterkoneksi. Perhitungan biaya interkoneksi tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2006 tentang Interkoneksi dengan memperhatikan masukan dari parastakeholder atas konsultasi publik penyempurnaan regulasi tarif dan interkoneksi.
Sejak tahun 2006, perhitungan biaya interkoneksi telah dilakukan dengan mengedepankan prinsip berbasis biaya (cost based) yang dipandang adil bagi para penyelenggara telekomunikasi untuk menjamin pelaksanaannya secara transparan, non-diskriminatif dan mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuatan pasar dari penyelenggara dominan. Perhitungan biaya interkoneksi tersebut menggunakan metode Bottom Up Forward Looking Long Run Incremental Cost (BU FL LRIC) yang dilakukan dengan mengembangkan model konfigurasi jaringan yang efisien.
Secara rata-rata dari total 18 skenario interkoneksi jaringan seluler, terjadi penurunan 26 persen dibanding tarif sebelumnya (lihat tabel)
Hasil perhitungan biaya interkoneksi sebagaimana tercantum di bawah ini mulai berlaku pada tanggal 1 September 2016 sampai dengan Desember 2018 dan dapat dievaluasi oleh BRTI setiap tahunnya.
Implementasi tarif interkoneksi tersebut tentunya berdampak langsung terhadap pelaku utama industri seluler yaitu operator. Efek penurunan tarif interkoneksi ini disikapi beragam oleh XL, Indosat, Tri dan Smartfren. Sementara hingga tulisan ini diturunkan, belum ada komentar resmi dari pihak Telkomsel.
Ada yang menyebut bahwa keputusan tersebut menjadikan indutri makin efisien, ada yang melihatnya sebagai keputusan yang fair. Yang menarik, ada juga operator yang menganggap keputusan tersebut tidak berdampak banyak. 
Efisiensi dan Kepastian
General Manager Corporate Communication PT XL Axiata Tbk, Tri Wahyuningsih mengatakan bahwa XL sangat mengapresiasi keputusan pemerintah atas penurunan tarif interkoneksi ini. Tentunya semakin besar penurunannya akan membawa industri semakin efisien lagi.
“Dengan penurunan tarif interkoneksi artinya operator akan dapat menawarkan tarif offnet (telp ke operator lain) yang lebih kompetitif, dengan demikian akan lebih banyak operator yang dapat menawarkan layanannya di suatu daerah. Pada akhirnya pelanggan akan mendapatkan tarif yang lebih murah dan tidak perlu lagi menggunakan nomor yang berbeda untuk memanggil nomor operator lain. Dan operator pun dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi untuk masyarakat,” Lanjut Ayu. 
Ayu menambahkan bahwa saat ini XL sedang memperhitungkan dampak perubahannya ke pelanggan. Seperti disebutkan di atas, perubahan sebesar 26 persen itu terdiri dari beberapa komponen. Ada komponen domestik, long distance, dan sebagainya. Jadi, jika terjadi penurunan nanti akan tergantung dari pattern pengguna. Apakah lebih banyak pengguna dengan penggunaan domestik, atau mungkin sebaliknya kalau penggunaannya lebih banyak jarak jauh, tingkat penurunanya juga akan berbeda.
Pendapat hati-hati dikemukakan oleh Deva Rachman, Head of Corporate Communications Group of Indosat Ooredoo. Dia mengatakan bahwa Indosat Ooredoo saat ini masih menganalisis dampak perubahan ini secara keseluruhan meski tetap menyambut baik keputusan tersebut karena memberikan kepastian usaha.
“Kami appreciate bahwa langkah yang diambil jauh lebih berani dari perubahan interkoneksi beberapa tahun yang lalu (last cycle). Kami akan me review hal ini tahun depan khususnya karena perubahan behavior dan teknologi saat ini berlangsung sangat cepat,” Sambung  Deva 
Ketika ditanya kepastian usaha  seperti apa yang dimaksud, Deva menjawab, “kemarin masih banyak wacana dan (skema: red) harga-harga yang beredar, kalau sekarang sudah resmi jadi lebih pasti.”
Tri Puas, Smartfren Tidak Terlalu Terdampak
Pendapat senada juga disuarakan oleh Operator Tri. M. Danny Buldansyah Wakil Presiden Direktur Tri PT Hutchison 3 Indonesia menyatakan bahwa Tri cukup puas dengan peraturan menteri mengenai tarif intoneksi yang akan diimplementasikan Semptenber nanti. Kami melihatnya juga sudah fair terlebih presentase penurunannya beragam disesuaikan dengan layanannya.
“Kami akan kaji lebih lanjut dan persiapkan beberapa program dan tarif produk kami, agar dapat memberikan lebih banyak lagi manfaat bagi pelanggan. 
Pendapat berbeda dikemukakan oleh Roberto Saputra, Chief Brand Officer at PT SmartfrenTelecom. Menurutnya, posisi Smartfren menyikapi keputuisan ini adalah mendorong tarif interkoneksi yang reasonable (masuk akal). 
“Sebenarnya kita tidak bergantung pada (tarif) voice karena layanan voice kita cuma 10% jadi meskipun turun tidak terlalu berdampak pada revenue kita. Tapi jika dilihat dari sisi lain, jika tarif interkoneksi ini masih mahal, ini kan bicara antar operator, bisa jadi voice akan tertekan oleh OTT,” Lanjut Roberto.  
“Dengan adanya 4G sekarang ini, posisi OTT (Over The Top= layanan konten berupa data, informasi atau multimedia yang berjalan melalui jaringan internet) akan lebih bagus lagi. Nah, itu yang perlu dipikirkan bukan cuma short term saja,” Terang Roberto.
Mengenai rencana ke depan soal penurunan tarif Smartfren, Roberto menambahkan,” Penurunan tarif itu sebenarnya akan dapat benefitnya  "kalau" menyentuh layanan andalan kita yaitu VOLTE. Layanan VOLTE itu chargernya tariff voice sehingga nanti kalau operator lain menggelar layanan yang sama cuma kita  berharap VOLTE jadi lebih murah.”
“Tapi saat ini kita juga masih melihat operator lain. Seberapa cepat mereka bisa mengadopsi teknologi VOLTE karena terus terang buat Smartfren, layanan voice call akan tersubstitusi dengan layanan OTT meskipun saya liat di annual report beberapa operator, memang layanan voice mereka tidak tumbuh tapi tidak juga turun dengan drastic. Mereka berhasil mencoba menahan, tapi saya rasa kalau jaringan internet sudah bagus orang akan pakai udah pake OTT. Nah kepentingan Smartfren adalah kita ingin VOLTE itu menjadi pengganti voice, “Tutup Roberto. *

About Pesona Kedaung

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.